Tuesday, March 14, 2017

laporan genetika tumbuhan acara 3 persilangan monohibrid

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN
ACARA III
PERSILANGAN MONOHIBRID







Semester:
Ganjil 2014
Oleh:
Rina Listanti Dwi Hanesti
A1L013073/ C
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2014



I.          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Banyak sifat yang ada pada tanaman, binatang dan mikroba yang diatur oleh satu gen. Gen-gen dalam individu diploid berupa pasangan-pasangan alel dan sel induk yang mewariskan satu alel dari pasangan gen tadi kepada keturunannya. Pewarisan sifat dari sel induk kepada sek anakan disebut hereditas. Hokum pewarisan mengikuti pola yang teratur dan terulang dari generasi ke generasi. Mendel yang telah merumuskan pewarisan sifat-sifat tersebut, sehingga kita dapat memprediksikan kemungkinan dari hasil persilangan yang dilakukan.
Sifat yang tampak pada suatu individu merupakan hasil interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Suatu individu yang memiliki kenampakan fenotipe sama belum tentu memiliki susunan genetik yang sama. Bisa juga individu memiliki sifat genotype sama tetapi penampilan fenotipe berbeda. Hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang memberi pengaruh.
Praktikum kali ini membahas tentang persilangan monohibrid. Untuk melihat persilangan monohibrid yang terjadi pada tanaman menggunakan biji kedelai. Penggunaan biji kedelai karena memiliki perbedaan sifat yang jelas, jumlah keturunan yang dihasilkan jumlahnya banyak, dapat melakukan penyerbukan sendiri dan mudah dilakukan penyerbukan silang. Dengan keunggulan tersebut maka pengamatan persilangan monohibrid pada biji kedelai akan mudah dilakukan.

B.       Tujuan
Praktikum bertujuan membuktikan Hukum Mendel I pada persilangan monohibrid.




II.      TINJAUAN PUSTAKA
Individu yang dihasilkan bervariasi dipengaruhi oleh adanya peristiwa persilangan dua DNA melalui perkawinan dua organisme. Beberapa ciri tampaknya menyatu, tetapi seringkali hilang dan muncul pada generasi berikutnya. Ada individu yang tampak sama dengan individu asal tetapi adapula individu yang sama sekali berbeda dengan individu asal. Misteri tentang ilmu genetika berhasil diungkap oleh seorang pastur bernama Gregor Mendel pada tahun 1865 (Raven dan Johnson, 1996).
Persilangan yang hanya menyangkut pola pewarisan satu macam sifat seperti yang dilakukan oleh Mendel pada percobaan Hukum Mendel I dinamakan persilangan monohibrid. Mendel melakukan persilangan monohibrid untuk berbagai macam sifat pada kacang kapri. Sifat-sifat itu seperti warna bunga, warna kotiledon, warna biji, bentuk polong dan letak bunga (Susanto, 2011).
Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi berikutnya. Persilangan ini membuktikan hukum Mendel I yang menyatakan bahwa pasangan alel pada proses pembentukan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum mendel I disebut juga dengan hukum segregasi (Suryo, 1984).
Persilangan monohibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 1 : 2 : 1 merupakan bukti berlakunya hokum Mendel I yang dikenal dengan nama Hukum Pemisahan Gen yang Sealel (The Law of Segregation of Allelic Genes). Sedangkan persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan F2, yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas (The Law Independent Assortment of Genes). Setelah mengikuti hasil percobaan Mendel baik dalam persilangan monohibrid maupun dihibibrid dapat disimpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada keturunannya melalui gamet (Yatim, 1991).
Persilangan baik monohibrid dan dihibrid perbandingan fenotipnya tidak sepenuhnya selalu pasti.Terkadang terdapat penyimpngan atau yang disebut deviasi.Perbandingan persilangan memiliki selisih dengan perhitungannya.Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu evaluasi dengan cara diadakannya chi-square test  (χ  2) (Suryo, 1984).
Terkadang dalam suatu percobaan, jarang ditemukan suatu hasil yang tepat, dikarenakan adanya penyimpangan-penyimpangan.Menurut suatu perhitungan ahli statistic tingkat kepercayaan terdapat hanya 5% yang masih dianggap batas normal suatu penyimpangan, maka untuk percobaan genetic sederhana biasanya dilakukan suatu analisis Chi-square(Tjan,1990)
Suatu ilmu genetika, segregasi dan rekombinasi gen didasarkan pada hukum peluang, dimana rasio persilangan dari heterozigot 3:1 jika sifat secara dominan diturunkan kepada anakan.Apabila terjadi persilangan dan hasilnya tidak sesuai dengan teorinya dapat dilakukan uji Chi-square dengan menggunakan rumus:
X² =  
Keterangan:
X² = Chi Quadrat
O = Nilai Pengamatan
E =Nilai Harapan
Ʃ = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai) (Didjosepoetro, 1974)




III.   METODE PRAKTIKUM
A.       Bahan dan Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum persilangan monohibrid yaitu seedbox, kaca petridish dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam praktikum meliputi biji kedelai, media tanam (tanah) dan lembar pengamatan.

B.       Prosedur Kerja
1.        Biji populasi P1, P2, F1 dan F2 ditanam pada seedbox berisi tanah.
2.        Biji kedelai dibiarkan tumbuh dan berkecambah.
3.        Warna batang yang muncul diamati (putih atau ungu).
4.        Warna batang biji ditabulasikan.




IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
P1                    Galur 1                        x          galur 2
                        HH (Ungu)                              hh (hijau)
F1                                                        Hh
                                                            (Ungu)
P2                                            Hh       x          Hh
F2                                HH             ungu
                                    Hh              ungu
                                    Hh              ungu
                                    hh               hijau
Perbandingan genotip                    1 : 2 : 1
                                                       HH : Hh : hh
Perbandingan fenotip                     3 : 1
                                                       Ungu : hijau

Karakteristik  yang diamati 
Jumlah total 
 Ungu
Putih
 Observasi (O)
 15
5
20
 Harapan (E)
 
 
20
 
 
0,5
 
   = 0,016
 = 0,05
0,066
 0.016
0,05 
0,066

X² hitung = 0,066
X² tabel = 3,84
X² hitung < X² tabel
0,066 < 3,84
Kesimpulan: X2 tabel > X2 hitung artinya percobaan signifikan dan sesuai dengan perbandingan Hukum Mendel I.

B.       Pembahasan
Monohibrid atau monohibridisasi adalah suatu persilangan pemblastaran dengan satu sifat beda. Monohribid pada percobaan Mendel adalah persilangan antara ercis tinggi dan ercis berbatang pendek. Untuk mengetahui bahwa suatu gen bersifat dominan maka harus dilakukan monohibridisasi antara individu yang memiliki sifat gen tersebut dengan sifat kontrasnya (alelnya) yang sama-sama bergalur murni. Jika fenotip tipe F1 sama dengan sifat gen yang diuji tadi, berarti jelaslah bahwa sifat itulah yang dominan (Crowder, 1986).
Manfaat dari persilangan monohibrid dalam bidang pertanian, antara lain :
1.      Dapat menciptakan tanaman untuk membentuk suatu tanaman yang berproduksi unggul.
2.      Dalam bidang pertanian seperti menciptakan tanaman unggul yang tahan hama penyakit, berbuah banyak dan cepat panen.
3.      Pengendalian hama penyakit tanaman menggunakan prinsipgenetika, seperti penanaman varietastahan wereng sehingga tanaman tersebut tidak akan diserang wereng dan hasil akhirpun akan meningkatkan produksi pertanian (Yatim, 1991).
Monohibrid merupakan perkawinan antar dua individu dengan satu sifat beda. Perkawinan ini merupakan perkawinan yang sangat sederhana. Pada perkawinan ini berlaku hukum Mendel I yaitu : Pemisahan gen sealel.  Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembuatan gamet individu yang memiliki gen heterozygot, sehingga tiap gamet mengandung satu alel itu. Hukum ini juga disebut hukum segregasi. Segregasi biji pada percobaan Mendel terjadi menurut Yatim (1991), seperti diagram ini :

P   Biji bulat      X    Biji keriput

WW                 ww
( dominan )              ( resesif )
G                                                            W                    w
F1                                                                    Ww
( Biji bulat )
F2                                             WW : Ww : ww
Perbandingan fenotip  = 3 bulat : 1 keriput
Perbandingan genotip = 1 WW : 2 Ww : 1 ww
Pemisahan alel pada waktu pembentukan gamet-gamet memiliki salah satu alel. Jadi semua individu F1 adalah sama seragam, sedang rasio genotipnya adalah 1 : 2 : 1 dan rasio fenotipnya adalah 3 : 1 Kasus-kasus seperti ini yang dapat terjadi pada monohibrid adalah dominan penuh interdominan, dimana individu yang heterozygot mempunyai kenampakan yang lebih dari individu yang lain (Suryo, 1984).
Hukum Mendel I didapatkan dari percobaan perkawinan monohibrid, yaitu persilangan dengan satu sifat beda. Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dengan tanamn ercis berbiji kerut. Hasilnya, semua keturunan F1 berupa tanaman ercis berbiji bulat. Kemudian diadakan persilangan antar keturunan F1 untuk mendapatkan keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan perbandingan fenotip kira – kira 3 biji bulat : 1 biji kerut (Crowder, 1986).
Hukum Mendel I persilangan dengan satu sifat beda sehingga memudahkan dalam mempelajari karakter dari tanaman. Misalnya saja warna biji, tinggi tanaman, bentuk biji dan sebagainya. Selain itu dengan adanya persilangan monohibrid pemulia tanaman dapat melakukan hibridisasi terhadap berbagai jenis tanaman. Misalnya menghasilkan jagung hibrida. Jagung hibrida mempunyai kualitas yang lebih bagus serta waktu tanam yang pendek. Dapat juga melakukan pemuliaan tanaman sehingga tanaman tahan terhadap hama dan penyakit serta hasil tinggi.
Kromosom merupakan bagian dari sel dimana di dalamnya terdapat gen-gen. Gen merupakan bahan genetik yang mengandung DNA serta RNA. Alel adalah suatu bentuk mutasi yang mungkin terjadi dari satu gen tertentu. Lokus merupakan tempat tertentu pada kromosom yang diduduki oleh satu alel dari suatu sifat. Genotip merupakan susunan genetik, jumlah total atau semua gen dalam individu. Sedangkan fenotip adalah kenampakan luar dari suatu individu, kombinasi antara genotip dan keadaan lingkungan. Gen terdapat dalam kromosom dan mengandung DNA sebagai bahan genetik pembawa sifat dari induk. Gen-gen akan membentuk suatu alel yang terletak pada lokus. Genotip terbentuk dari alel yang berpasangan. Genotip tidak nampak, karakter yang nampak dari luar seperti warna, tinggi, dan bentuk merupakan wujud dari genotip yang disebut fenotip (Crowder, 1986).
Praktikum kali ini menggunakan dua varietas kedelai yang juga merupakan hasil persilangan yaitu Galur 1 dan Galur 2. Praktikan menanam bibit kedelai di dalam seedbox. Tetua pertama ada 10 biji, tetua dua 10 biji, keturunan generasi pertama 10 biji dan keturunan generasi kedua 20 biji. Biji dimasukkan kedalam lubang tanam yang telah dibuat kira-kira 1 cm lalu ditutp kembali dengan tanah. Penyiraman dilakukan setiap hari sekali. Hasil dari persilangan antara P2 menghasilkan F2 dengan bergenotip 1 : 2 : 1 yaitu HH (ungu) : Hh (ungu) : hh (putih). Sedangkan perbandingan fenotip dari hasil persilangan yaitu 3 : 1. X² hitungnya 0,066 dengan X² tabel 3,84 maka hasil signifikan karena X² hitung lebih kecil dari X² tabel. Kesimpulannya percobaan sesuai dengan perbandingan Hukum Mendel I.
Mendel membuat persilangan resiproknya dan memperoleh nisbah yang sama 3 : 1 untuk sifat di atas dan enam sifat lainnya. Hasil yang hampir tepat ini tidak selalu diperoleh pada setiap persilangan monohibrida. Sejauh mana ketepatan ini akan ditentukan dengan analisis Chi-square (Crowder, 1986).




V.       KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1.        Persilangan monohybrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda.
2.        Persilangan monohybrid pada pembuktian Hukum Mendel I menghasilkan rasio genotip 1 : 2 : 1 dan rasio fenotip 3 : 1.
3.        Hasil X² hitung dari percobaan ini 0,066 dan X² tabelnya 3,84 maka X² hitung lebih kecil dari X² tabel sehingga hasilnya signifikan atau sesuai dengan perbandingan Hukum Mendel I.

B.       Saran
Praktikum kali ini dalam pelaksanaannya sudah bagus. Asisten memberikan penjelasan yang mudah dimengerti oleh praktikan. Hanya saja sebaiknya sebelum dilakukan praktikum biji kedelai yang akan ditanam dalam praktikum benar-benar dipastikan sehingga tidak terjadi kesalahan atau kegagalan dan harus mengulang lagi.




DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Didjosepoetro. 1974. Pengantar Genetika. Depdikbud. Jakarta.
Raven dan Johnson.1996. Biology.Fourth Ed. McGraw Hill Companies,New York
Suharsono, Muhammad Jusuf. 2009. Analisis Generasi F2 dan Seleksi Pertama dari Persilangan Kedelai antara Kultivar Slamet dan Wase. Jurnal Agronomi Indonesia. Vol. 37.
Suryo. 1984. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Susanto, Agus Hery. 2011. Genetika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tjan, Kiauw Nio. 1990. Genetika Dasar. Bandung: ITB Press.
Yatim, Wildan. 1991. Genetika. Bandung: Tarsito.






No comments:

Post a Comment