Tuesday, March 14, 2017

laporan genetika tumbuhan acara 1 pengamatan perilaku kromosom

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN
ACARA I
PENGAMATAN PERILAKU KROMOSOM
Semester:
Ganjil 2015

Oleh :
Rizki Novandi
A1L014111/5




KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2015




I.     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kromosom berperan penting bagi keberlangsungan makhluk hidup, karena kromosom merupakan alat pengangkut yang di pindahkan dari sel induk ke sel anakannya. Pengamatan periilaku kromosom sangat penting karena mempelajari struktur kromosom. Perilaku atau aktivitas kromosom dapat di lihat di siklus sel, termasuk dari pembelahan mitosis dan meiosis.
Mitosis terjadi di sel  prokariot. Organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina membelah diri melalui proses meiosis. Waktu penggandaan tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister kromatid,  yang berlekatan pada daerah kromosom yang  disebut sentromer. Sedangkan sister kromatid sendiri tidak dianggap sebagai kromosom.
Tumbuhan pada awal perkembangan mengalami pertumbuhan yang banyak, tumbuhan mengalami pertumbuhan pembelahan secara tidak langsung atau dengan mitosis. Mitosis ini mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berurut urut.  Peristiwa ini terjadi bersama sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan bahan diluar inti sel dan mempunya peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua organisme.
Terjadinya pertumbuhan tumbuhan yang yang semakin besar diakibatkan karena adanya pembelahan nukleus yang dikuti pembelahan sel. Dalam proses pembelahan nukleus yag berperan aktif adalah kromosom. Umumnya tanaman memiliki kromosom sekitar 12-40 kromosom, namun ada juga tanaman yang memiliki kromosom hingga berjumlah 400 kromosom dalam inti.

B.     Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui perilaku kromosom pada pembelahan mitosis






















II. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan pada awal masanya  berkembang mengalami pertumbuhan sangat banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang disebut dengan mitosis. Mitosis adalah pembelahan sel dimana berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom  yang terdapat didalamnya (Suryo, 1998).
Mitosis terbagi menjadi empat tahap yang berurutan yaitu: Profase, metafase,anafase, dan telofase. Masa diantara pemnbelahan disebut interfase. Sel somatik terjadi pembelahan mitosisyang menghasilkan jumlah kromosom yang sama persis dengan induknya. Penting untuk menyadari fase fase ini hanyalah cara yang mudah untuk memberikan pengertian atau bentuk mitosis. Proses sebenarnya meliputi urutan kejadian yang berkesinambungan yang melebur sesamanya dengan rapi dan teratur atau mulus mulusnya (Kimbal, 1983).
Pembelahan mitosis bekerja dengan mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut turut. Proses ini terjadi bersama sama dengan pembelahan sitoplasma  dan bahan di luar inti sel (sitokinesis). Proses ini mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada hampir semua organisme (Crowder, 1993).
Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu pembelahan inti dan pembelahan asitoplasma atau sitokinesis. Mitosis terjadi pada sel sel somatic, mennghasilkan dua sel anak yang memiliki jumlah kromosom  sama  dengan induknya. Proses mitosis di bagi menjadi empat tahap yaitu profase, metaphase, anaphase, dan telofase. Tahap profase terjadi kondensasi kromosom menjadi lebih pendek dan tebal. Nucleolus mulai tidak tampak, membrane inti menghilang. Tiap kromosom membelah memanjang, anakan kromosom ini disebut kromatid. Tahap metaphase, kromosom menempatkan diri dibidang equatorial (tengah sel) . Pada tahap anaphase kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik benang gelendong ketiap kutub sel yang berlawanan. Pada tahap telofase disetiap kutub sel terbentuk set kromosom yang serupa. Benang benang gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk kembali (Hartati,2010).
Kromosom dapat mengalami perubahan susunan atau jumlah bahan genetik, yang mengakibatkan adanya perubahan fenotipe, perubahan gen gen yang berangkai, dan perubahan nisbah yang diharapkan dalam keturunan. Peristiwa perubahan struktur kromosom ini dinamakan aberrasi kromosom. Pada umumnya kromosom dapatputus atau patah akibat radiasi, tekanan fisik, atau bahan kimia. Kromosom putus dapat terjadi baik [pada tingkat kromatid maupun pada tingkat kromosom. Jika kromosom putus sebelum replikasi DNA, selam a fase S siklus sel potongan kromosom akan mereplikasi sendiri. Pada kejadian ini yaitu putus tingkat kromosom akan meliputi kedua sister kromatid pada titik yang sama (Henuhili, 2003).
Pembelahan sel merupakan proses integrasi dari dua pembelahan yaitu pembelahan inti atau kariokinesis dan pembelahan sitoplasma atau sitokinesis. Mitosis terjadi pada sel sel somatic, yang akan menghasilkan dua selanak yang memiliki jumlah kromosom sama dengan induknya. Proses mitosis dibagi menjadi empat tahap secara berurut yaitu profase, metaphase, anaphase dan telofase. Benang benang gelendong lenyap dan membrane inti terbentuk kembali. Plasma sel terbagi menjadi dua bagian. Terbentuk dinding pemisah di tengah tengah sel (Suratsih, 2002).







III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum Pengamatan Perilaku Kromosom adalah akar bawang merah, hidroxychinolin, larutan 45% CH3COOH, larutan HCL, dan larutan aceto orcin/ carmin.Alat yang digunakan dalam praktikum Perilaku Pengamatan Kromosom adalah kaca preparat, gelas preparat,  cover glass, beker glass, pembakar bunsen, mikroskop, pemanas air, jarum.

B. Prosedur kerja
1.       Umbi bawang merah  diambil yang bagus dan sehat dan dikecambahkan di air sampai muncul akar.
2.      Akar bawang merah dicuci dengan air sampai bersih.
3.      Ujung bawang merah difiksasi dengan menggunakan larutan 45%      CH3COOH selama ±10 menit.
4.       Akar bawang merah dimaserasi dengan campuran larutan HCL dan CH3COOH dengan   perbandingan 3 : 1 pada suhu 60° C selama ± 3 menit
5.      Ujung akar bawang merah diambil 1 mm dan diletakkan di atas gelas preparat.
6.      Pewarnaan  dilakukan dengan aseto orcin atau aseto carmin (larutan staining).
7.      Ujung akar bawang merah ditutup dengan gelas penutup (cover glass) dan dihancurkan dengan cara ditekan.
8.      Preparat dilewatkan diatas nyala api bunsen.
9.      Diamati preparat dibawah mikroskop

 IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
No
Fase
Gambar
Keterangan
1
Pr ofase
3
2
1
1.  Dinding sel
2.  Membran inti
3.  Kromatin

Perbesaran  : 40 kali
Jumlah Kromosom : 16
2
Metafase
1
4

3
2
 
1.      Sentriol
2.      Benang Spindel
3.      Kromosom
4.      Sentromer

Perbesaran  : 40 kali
Jumlah Kromosom : 16

3
Anafase
4
3
2
1
 
1.      Sentriol
2.      Benang spindel
3.      Sentromer
4.      Kromatid

Perbesaran  : 40 kali
Jumlah Kromosom : 16
4
Telofase
2
1
3
4

1.      Dinding Sel
2.      Membran inti mulai terbentuk kembali
3.      Kromosom sebagai sel anakan
4.      Nukleus mulai muncul lagi

Perbesaran  : 40 kali
Jumlah Kromosom : 16

B.     Pembahasan
Kromosom adalah suatu struktur yang berisi DNA dimana informasi genetik dalam sel disimpan. Kromosom berasal dari kata kroma artinya warna dan soma yang berarti badan. kromosom terdiri dari sentromer yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan kromosom yang mengandung kromonema dan gen berjumlah 2 pasang. Sastrosumarjo (2006) menjelaskan bahwa kromosom itu adalah alat transportasi materi genetik (gen atau DNA) yang bersegregasi menurut hukum mendel. Sedangkan menurut Suprihati (2007) menjelaskan bahwa kromosom adalah susunan yang beraturan yang mengandung DNA yang berbentuk panjang seperti arus pada terminal dan material kromatin yang disebut satelit.
Menurut yatim (1996) Pembelahan Sel  merupakan proses terbentuknya sel sel anak baru dari sel induknya. Meneruskan materi genetik yang identik ke sel sel anakan, Meskipun setiap makhluk terjadi mulai dari sebuah sel tunggal yang disebut zigot, Akan tetapi pembesaran dan perbanyakan dari sel tunggal itu sangat diperlukan agar makhluk hidup mencapai ukuran semestinya. Makhluk hidup yang berkembang biak secara seksual mengenal dua macam pembelahan inti, yaitu pembelahan biasa (mitosis) dan pembelahan reduksi (meiosis).
Pembelahan mitosis adalah pembelahan yang melalui tahap tahap tertentu. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan. Setiap sel anakan mengandung jumlah kromosom yang sama dengan induknya, yang terjadi pada sel eukariotik. Jika induknya membelah  mengandung kromosom diploid (2n) maka sel anakan nya menghasilkan dua sel anakan juga.
Menurut suryo (2008) pembelahan mitosis terbagi menjadi  empat phase yaitu :
1.      Prophase
Fase ini, terjadi pemadatan dan penebalan kromosom. Kromosom memendek dan menjadi tebal bentuknya memanjang dan letaknya secara random ditengah tengah sel. Terlihat menjadi dua untai kromatid yang letaknya berdekatan  dan dihubungkan oleh sentromer. Mendekati tahap akhr akhrir prophase, nukleolus dan membran nukleus menghilang dan membentuk benang benang spindel.
2.      Metaphase
Fase ini, setiap individu kromosom yang telah menjadi dua kromatid bergerak menuju kebidang equator. Benang benang gelendong melekat pada sentromer setiap kromosom. Terjadi kondensasi dan penebalan yang maksimal pada fase ini. Sehingga kromosom terlihat lebih memendek dan tebal dibandingkan fase yang lain.
3.    Anaphase
Fase ini dimulai ketika setiap pasang kromatid dari tiap tiap pasang kromosom berpisah, masing masing kromatid bergerak menuju ke kutub yang berlawanan. Pemisahan ini dimulai dari membelahannya sentromer. Sentromer yang telah membelah kemudian di tarik oleh benang gelendong ke kutub yang berlawan bersama kromatidnya. Ciri khusus yang terlihat pada fase ini adalah bahwa kromosom terlihat seperti huruf V atau J dengan ujung yang bersentromer mengarah ke arah kutub.
4.      Telophase
Fase ini, membran nukleus terbentuk kembali, kromosom mulai mengendur dan nukleolus terlihat kembali. Sel membelah menjadi dua yang diikuti oleh terbentuknya dinding sel baru yang berasal dari bahan dinding sel yang lama, retikulum endoplasma, atau bahan baru yang lainya.
Tumbuhan melakukan pembelahan sel karena tumbuhan pun ingin memperbanyak diri, membentuk sel sel baru melalui proses pembelahan. Tujuan tumbuhan melakukan pembelahan sel yaitu untuk menghasilkan keturunan yang identik, menambah jumlah sel, atau mengganti sel yang rusak. Pembelahan sel melibatkan pewarisan salinan materi genetik induk pada keturunan berupa DNA dan kromosom. Pembelahan sel dengan genetika tumbuhan saling berkaitan, pembelahan sel melakukan pembelahan supaya dapat memperbanyak diri sedangkan genetika tumbuhan merupakan cabang ilmu penting untuk mempelajari bidang pemuliaan tanaman, dimana genetika mempelajari sifat sifat keturunan (hereditas) dari induknya serta anakannya. Sehingga kedua duanya saling berkaitan.
Fungsi dari setiap perlakuan acara satu yaitu:
Pemilihan umbi bawang merah yang bagus dan sehat, hal  ini berfungsi agar pada saat dikecambahkan memunculkan akar. Digunakannya bawang merah dikarenakan bawang merah memiliki kromosom yang besar, mudah didapatkan mudah dilakukan dan sel selnya sangat aktif membelah. Setelah akar bawang merah yang telah dikecambahkan muncul akar kemudian dicuci dengan air. Hal ini agar bawah merah tersebut bersih. Setelah dicuci ujung akar bawang merah dipotong sepanjang 1 cm fungsi dari pemotongan ini karena jika digunakan akar yang panjang akan mempunyai ukuran sel yang semakin kecil sehingga sulit untuk diamati. Setelah itu akar bawang dimasukan ke dalam alkohol yang berfungsi agar mensterilkan  dan menyegarkan kembali akar kemudian dimasukan kelarutan HCl yang bertujuan untuk melunakan dinding sel atau jaringan. Perlakuan selanjutnya adalah pemberian aceto orcein yang berfungsi sebagai pewarna, untuk memberi pigmen kepada sel sel akar bawang merah sehingga mudah untuk diamati di mikroskop. Setelah pewarnaan akar bawang merah diletakan di cover glass kemudian  di lewatkan bawang merah tersebut di atas nyala api bunsun tujuannya agar media tersebut yang akan diamati steril tidak terkontaminasi apapun.
Fiksasi yang dilakukan pada ujung akar bawang merah dengan menggunakan larutan 45% CH3COOH berfungsi untuk menghentikan aktivitas dari sel akar bawang merah. Maserasi bahan dengan menggunakan HCl dan CH3COOH bertujuan untuk melunakkan jaringan akar dan menghentikan pembelahan sel akar bawang merah. Sedangkan pewarnaan dengan menggunakan aseto orcein berguna untuk memperjelas bagian-bagian dari sel bawang merah yang melakukan pembelahan.
Waktu yang tepat dilakukannya pemotongan akar bawang merah  yaitu pada saat tengah malam, yaitu pukul 24.00 WIB. Menurut Margono (1973) hal ini sebabkan karena pada ujung akar bawang merah banyak sel yang mengalami aktifitas pembelahan dengan rentangan 5 menit, sebelum dan sesudah pukul 24.00 malam sehingga diharapkannya pada saat tahap tahapan mitosis dapat diamati.
Hasil pengamatan pada pembelahan mitosis kelompok kami berhasil mendapatkan gambar empat fase, yaitu prophase, metaphase,  anafase dan telofase.  Hal ini disebabkan pada saat pengamatan kelompok kami pada saat pemotongan akar bawang merah itu teliti, cara pewarnaan pada kaca preparat sudah benar tidak terlalu banyak pewarnaan ataupun sedikit. Adapun bahan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu larutan HCl dan larutan acetocarmin. Perendaman dengan HCl bertujuan untuk memudahkan dalam memotong tudung akar, Sedangkan aceto carmin sebagai zat pewarna bagi preparat yang dibuat agar sel bawang merah tampak jelas diamati di mikroskop.
Gambar 1  digunakan pada perbesaran 40x didapat  fase Profase yang ditandai dengan benang benang kromatid, memendek dan menebal. Terbentuknya kromosom, Tiap kromosom membelah dan memanjang membentuk kromatid.
Menurut Mochamad Nasir (1993) pada akhir profasesentriol berada di kutub kutub yang berlawanan, serta gelendong-gelendong mengatur diri untuk menjadi penghubung antara sentriol dan kinetokor. Anak inti menyusut dan akhirnya menghilang demikian juga dengan selaput inti
Gambar 2 digunakan pada perbesaran 40x didapat fase Metafase yang ditandai dengan adanya benang spindel, kromatid dan kutub. Menurut Wayan Bawa (1998) pada awal metafase membrane nukleus hilang dan kromosom mula mula seperti tampal tidak teratur. Selain itu, benang benang spindel masuk ke dalam pusat sel, sedangkan mikrotubulusnya merentang diantara kedua kutub sel. Kromosom melekat dengan kinetokornya pada bidang ekuator sel. Benang- benang spindel yang berhubungan dengan kromosom dinamai benang-benang spindel kromosom, sedangkan benang-benang spindel yang lain merentang secara kontinu dari kutub ke kutub. Seluruh benang spindel membentuk gambaran seperti sangkar burung pada daerah nukleus.
Gambar 3 digunakan pada perbesaran 40x didapat fase Anafase yang ditandai dengan munculnya benang spindel, kromatid dan sentromer.  Menurut Sulisetijono (2004) ciri penting dari anafase adalah adanya satu kromatid yang sedang bergerak menuju ke kutub masing masing sebagaimana diuraikan sebelumnya, yang menyebabkan kromosom itu bergerak adalah benang-benang spindel. Jumlah kromosom yang menuju ke kutub yang satu sama dengan yang menuju ke kutub lain. Jadi, jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak akan memperoleh 2n kromosom.
Gambar 4 digunakan pada perbesaran 40x didapat fase Telofase yang ditandai dengan munculnya benang kromatid, terdapat sekat sitokinesi, sentromer. Menurut Stansfield (1969)  pada tahap Telofase kromosom anakan itu menggumpal di dekat kutub masing-masing.  Setelah terbentuk membran inti, kromosom akan memanjang sehingga akan tampak seperti benang-benang kromatin yang tidak teratur.





V.  KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Mitosis adalah pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu : Profase, Metafase, Anafase dan Telofase.

B.     Saran
1.      Sebaiknya, Asisten selalu menjaga kerjasama yang telah terjalin agar praktikum selalu berjalan dengan lancar.
2.      Sebaiknya, Praktikan selalu serius dalam mengikuti praktikum.










DAFTAR PUSTAKA
Bawa, Wayan. 1988. Dasar-Dasar Biologi Sel. Depdikbud: Jakarta.
Crowder, L. V. 1993. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
John W,Kimball. 1998. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Suryo, 1998. Genetika.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
John,W Kimball. 1983. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Hartati. 2010. Penuntut Praktikum Genetika. Makasar : Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makasar.
Sulietijono. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Suratsih. 1990. Petunjuk Praktikum Genetika. Yogyakarta : Jurusan Pendidikan
          Biologi. Universitas negeri Yogyakarta.       
















No
Fase
Gambar
Keterangan
1
Profase
Perbesaran 40x
Jumlah kromosom 16=2n
1.Dinding
2.Membran inti
3.Kromatin
2
Metafase
Perbesaran 40x
Jumlah kromosom 16=2n
1 Sentriol
2 Benang spindel
3 Kromosom
4 sentromer
3
Anafase
Perbesaran 40x
Jumlah kromosom 16=2n
1 Sentrol
2 Benang Spindel
3 sentromer
4 Kromatid
4
Telofase
Perbesaran 40x
Jumlah kromosom 16=2n
1 Dinding sel
2 Membran inti mulai     terbentuk
3 Kromosom sebagai sel anakan baru
4 Nukleus mulai muncul lagi





No comments:

Post a Comment