Tuesday, March 14, 2017

Budidaya Tanaman Selada

TUGAS TERSTRUKTUR
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN SEMUSIM
“Budidaya Tanaman Selada”





Semester:
Ganap 2016
Oleh:
Rizki Novandi
(A1L014111)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2016
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga makalah dalam rangka pemenuhan tugas terstruktur mata kuliah  Teknologi Produksi Tanaman Semusim dapat selesai tepat pada waktunya. Pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penyusun  ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Etik Wukir Tini, SP ,.M.P. Dosen Pengampu II yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan.
Penyusun menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.




Purwokerto, Maret 2016


Penyusun





DAFTAR ISI
                                                                                                                    Halaman
 PRAKATA ..................................................................................................        i
 DAFTAR ISI ...............................................................................................        ii
          I.  PENDAHULUAN .........................................................................        1
                   1.1. Latar Belakang ....................................................................        1
1.2.Tujuan ...................................................................................        2
1.3.Rumusan Masalah ................................................................        2
            II. PEMBAHASAN ............................................................................        3
2.1.Deskripsi tanaan selada ........................................................        3
2.2.Syarat Tumbuh Tanaman Selada...........................................        6
2.3.Teknik Budidaya Tanaman Selada………………………....        7
2.4.Panen Dan Pasca Panen…………………………………………     10
          III.  PENUTUP ...................................................................................        13
                   3.1.Kesimpulan............................................................................        13
                   3.2.Saran......................................................................................        13
          DAFTAR PUSTAKA .........................................................................        14






BABI
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Selada (Lactuca sativa L.) termasuk dalam kelompok tanaman sayuran daun yang dikenal di masyarakat. Jenis sayuran ini mengandung zat - zat gizi khususnya vitamin dan mineral yang lengkap untuk memenuhi syarat kebutuhan gizi masyarakat. Selada sebagai bahan makanan sayuran bisa konsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan bersama-sama dengan bahan makanan lain. Selain berguna untuk bahan makanan, selada juga berguna untuk pegobatan (terapi) berbagai macam penyakit. Sehingga dengan demikian, selada memiliki peranan yang sangat penting di dalam menunjang kesehatan masyarakat.
Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup baik. Semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia serta meningkatnya kesadaran penduduk akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayuran. Kandungan gizi pada sayuran terutama vitamin dan mineral tidak dapat disubtitusi melalui makanan pokok, Nazaruddin (2003).
Mengingat akan pentingnya sayuran ini bagi kesehatan,baik kandungan gizi maupun seratnya, mendorong masyarakat makin menggemari sayuran khususnya daun selada. Permintaan yang terus meningkat sesuai dengan pertambahan pendudukmaka perlu adanya usaha-usaha pengembangan tehnologi dalam budidaya  selada.Memperhatikan kegunaannya yang beragam di dalam kehidupan sehari-hari, maka selada sangat mudah dipasarkan. Sehingga apabila dibudidayakan (diusahakan) dengan baik dapat memberikan keuntungan yang besar. Berusaha tani selada dapat berhasil dengan baik apabila petani memiliki pengetahuan yang luas mengenai semua aspek yang berkaitan dengan tanaman selada, yaitu mulai dari manfaat dan kegunaannya, varietas, mutu benih, teknik budidaya, kondisi lingkungan bertanam, penanganan panen dan hama penyakit yang menyerang selada itu sendiri.
Makalah ini membahas tentang , deskripsi selada, syarat tumbuh selada, teknik budidaya sampai pemanenan,. Makalah ini juga membahas semua aspekyang  tersebut di atas yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya dalam bertani, khususnya di dalam pembudidayaan tanaman selada.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui syarat tumbuh tanaman selada
2.      Mengetahui teknik budidaya yang baik untuk tanaman selada
3.      Mengetahui cara pemanenan dan pengolahan  pasca panen tanaman selada

1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapaaaat diambil dalam malakah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa saja syarat tumbuh tanaman selada agar dapat memperoleh hasil yang optimal ?
2.      Bagaimana cara teknik budidaya yang tepat untuk tanaman selada ?
3.      Bagaimana cara pemanenan dan pengolahan pasca panen dari tanaman selada ?














BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Tanaman Selada
Selada merupakan sayuran daun yang berasal dari daerah (negara) beriklim sedang. Menurut sejarahnya, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu. Tanaman selada berasal dari kawasan Amerika. Hal ini dibuktikan oleh Christoper Columbus pada tahun 1493 yang menemukan tanaman selada di daerah Hemisphere bagian barat dan Bahamas (Rukmana, 1994).
Selada merupakan jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari kalangan masyarakat kelas bawah hingga kalangan masyarakat kelas atas. Selada sering dikonsumsi mentah sebagai lalap lauk makan yang nikmat ditemani sambal. Masakan asing seperti salad menggunakan selada untuk campuran, begitu juga hamburger, hot dog, dan beberapa jenis masakan lainnya. Hal tersebut menunjukkan dari aspek sosial bahwa masyarakat Indonesia mudah menerima kehadiran selada untuk konsumsi sehari-hari (Haryanto et al., 1995).

.Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi berkisar antara 20 cm – 40 cm atau lebih, bergantung pada tipe dan varietasnya. Tanaman selada ada yang membentuk krop (kumpulan daun – daun yang saling merapat membentuk kepala) dan ada varietas yang tidak membentuk krop. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara 30 cm – 40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20 cm – 30 cm.
Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat pada tanaman selada adalah sebagai berikut :
a.        Daun
Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk krop memiliki bentuk daun bulat atau atau lonjong degan ukuran daun lebar atau besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada yang berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak membentuk krop, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar, bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan merah. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dan tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm – 25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.
b.        Batang
Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangan selada yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada batang), 2 cm – 3 cm (selada daun), serta 2 cm – 3 cm (selada kepala).
c.       Akar
Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menmpel pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20 cm – 50 cm atau lebih. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.
Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang subur, genbur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam.
d.        Biji
Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna coklat, tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1mm. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).
e.       Bunga
Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu rangkaian. Bunga memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman selada yang ditanam di daerah yang beriklim sedang (subtropik) mudah atau cepat berbuah.
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman selada diklasifikasikan sebagai berikut.
Divisi                                      : spermatophyte (tanaman berbiji)
Subdivisi                                : Angiospermae (biji berada di dalam buah)
Kelas                                      : Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)
Ordo (bangsa)                        : Asterales
Famili (suku)                         : Asteraceae (Compositae)
Genus (marga)                       : Lactuca
Spesies (jenis)                        : Lactuca sativa ( Haryanto et al, 1995).
Selada yang tergolong spesies lactuca sativa memiliki banyak varietas, yang telah dikembangkan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Di antaranya ada varietas yang berkrop, yaitu yang membentuk kumpulan daun – daun yang saling merapat membentuk bulatan menyerupai kepala, dan ada varietas yang helaian daunnya lepas tidak merapat membentuk bulatan.    
           Tanaman selada dikembangbiakkan dengan bijinya. Sebelum dikembangbiakkan biasanya disemaikan dulu di persemaian. Biji selada dapat dibeli di toko-toko pertanian, namun dapat juga disiapkan sendiri dengan memilih biji yang tua dan sehat (Barmin, 2010).
Haryanto et al. (1995), menyatakan tanaman selada yang umum dibudidayakan dapat dikelompokkan menjadi 4 macam tipe yaitu:
a.       Selada kepala atau selada telur
Selada jenis ini mempunyai krop bulat dengan daun saling merapat menyerupai telur. Daunnya ada yang berwarna hijau terang dan ada juga berwarna agak gelap. Batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat. Selada ini rasanya lunak dan renyah.
b.      Selada rapuh
Selada rapuh mempunyai krop yang lonjong dengan pertumbuhan yang meninggi cenderung menyerupaai petsai. Daunnya lebih tegak dibandingkan dengan selada umum lainnya yang daunnya menjuntai kebawah. Ukurannya besar dan warnanya hijau tua agak gelap. Jenis selada ini tergolong lambat pertumbuhannya.
c.       Selada daun
Nama internasional untuk jenis ini adalah leaf lettuce atau cutting lettuce. Selada ini helaian daunnya lepas dan tepiannya berombak/bergerigi serta berwarna hijau atau merah. Ciri khas lainnya tidak membentuk krop. Selada daun umumnya genjah dan toleran terhadap kondisi dingin. Apabila daunnya dipanen dengan cara satu persatu atau tidak dicabut sekaligus, maka pemanenan tanaman akan dapat dilakukan beberapa kali, namun pada umumnya selada ini dipanen sekaligus (seluruh tanamannya dipanen) sama seperti jenis selada lainnya.
d.      Selada batang
Selada batang mempunyai daun yang berukuran besar. Selada ini mendapat julukan selada batang karena daunnya berlepasan tidak dapat membentuk krop. Varietas jenis ini yang terkenal adalah celtuse. Jenis selada ini dibilang hampir semuanya introduksi dari luar negeri karena benihnya kebanyakan masih impor.
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Selada
1. Faktor Iklim
. Selada merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Suhu optimum bagi pertumbuhan selada ialah antara 15-250 C. dalam kondisi seperti ini selada akan mengalami pertumbuhan yang sempurna (Aini et al., 2010). Di Indonesia, selada dapat ditanam di dataran rendah sampai datraran tinggi (600-1.200 dpl). Hal yang terpenting adalah memperhatikan pemilihan varietasnya yang cocok dengan lingkungannya (ekologi) setempat.Persyaratan iklim lainnya adalah curah hujan. Tanaman selada tidak atau kurang tahan terhadap hujan lebat. Oleh karena itu, penanaman selada dianjurkan pada akhir musim hujan.
2. Faktor Tanah
Pada dasarnya tanaman selada dapat ditanam di lahan sawah maupun tegalan. Tanah yang ideal untuk tanaman selada adalah liat berpasir. Di Indonesia tanaman ini cocok ditanam pada tanah andosol maupun latosol. Syaratnya tanah tersebut harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak mudah menggenang dan pH-nya antara 5,0 - 6,8.
anaman selada dapat ditanam pada berbagai macam tanah. Namun, pertumbuhannya yang baik akan diperoleh bila tanaman pada tanah liat berpasir yang cukup mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang air. Selada tumbuh baik dengan pH 6,0-6,8 atau idealnya 6,5. Bila pH terlalu rendah perlu dilakukan pengapuran. Daerah yang cocok untuk penanaman selada sekitar ketinggian 500-2.000 m dpl (Pracaya, 2004).
Lingga & Marsono (2007) berpendapat bahwa struktur tanah yang dikehendaki oleh tanaman selada adalah struktur remah yang didalamnya terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air dan udara. Tanah remah juga sangat penting bagi pertumbuhan akar tanaman. Struktur yang gembur ini akan mengakibatkan udara dan air berjalan lancar, temperatur stabil, artinya dapat memacu pertumbuhan mikroba yang memegang peran penting dalam proses pelapukan atau perombakan bahan organik.
2.3. Teknik Budidaya Tanaman Selada
1. Pembenihan dan Pembibitan
Tanaman selada dikembangkan dengan biji. Benih selada dalam bentuk biji tersebut bisa disebarkan langsung di atas bedengan, namun yang paling baik adalah disemaikan terlebih dahulu di lahan persemaian selama kurang lebih satu bulan, atau disaat bibit tanaman tersebut telah memiliki 3 – 5 helai daun. Pembibitan dengan persemaian selain dapat menghemat benih, juga memudahkan pemeliharaan bibit, karena bibit yang akan dipindah tanamkan dapat terlebih dahulu diseleksi.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul atau membajak untuk membalikkan tanah. Setelah itu tanah dikeringkan selama ± 15 hari, sebelum kembali diolah dengan membentuk bedengan atau cukup diratakan selama di sekeliling lahan diberi parit pembuangan air dengan lebar 40-60 cm dan dalam 50-60 cm. Jika dibentuk bedengan, lebar parit tersebut adalah 80-120 cm sedang tingginya 30-40 cm, sehingga setiap bedengan bisa ditanami 3-5 barisan tanaman dengan jarak antar bedeng 30-40 cm.
3. Penanaman
 Selada tergolong tanaman yang tidak tahan terhadap hujan lebat, maka waktu tanam sebaiknya dilakukan pada akhir musim hujan atau sekitar bulan Maret/April, pada pagi atau sore hari.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menanam selada, yakni dengan :
- Menyebarkan benihnya secara langsung, atau
- Memindahkan bibit yang telah disemai ke lahan tanam.
Namun, sebagaimana tersebut di atas, cara penanaman yang paling baik adalah dengan menyemai bibit terlebih dahulu.
4. Pemeliharaan
Dalam masa pemeliharaan, tanaman selada memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti:
- Penyiangan
Selada sudah harus disiangi ketika berumur 2 minggu. Hal ini disebabkan karena akar selada yang menancap di tanah dangkal, sehingga tidak mampu untuk bersaing dengan tanaman lain utamanya rumput-rumput liar dalam menyerap hara. Fungsi lain dari penyiangan adalah untuk menekan serangan hama/penyakit. Penyiangan dilakukan dengan Interval satu minggu sekali.
- Pengairan
 Tanaman selada butuh air yang cukup, maka pengairan juga harus mendapat perhatian, utamanya di daerah dataran rendah yang suhu udaranya lebih panas serta sering kekurangan air. Kebutuhan air wajib dipenuhi pada masa awal penanaman, disaat tanaman berumur 2 minggu, atau saat penyiangan pertama, juga pada waktu tanaman berumur satu bulan.
- Penyiraman
Penyiraman bisa dilakukan dengan langsung menyiramkan air ke bagian batang dan daun tanaman, bisa juga dengan mengalirkan air melalui parit-parit pengairan di kanan-kiri lahan penanaman. Perhatikan kondisi parit pengairan, agar senantiasa dapat melewatkan kelebihan air di saat turun hujan lebat. Jangan sampai ada air yang tergenang cukup lama di sekitar tanaman, karena akan merusak perakaran dan menyebabkan tanaman menjadi roboh.
- Pemupukan
Jika tanaman terlihat kurang subur, berikan pupuk tambahan berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton untuk satu hektar lahan. Pupuk kandang yang baik adalah yang mengandung unsur nitrogen yang tinggi seperti kotoran ayam. Selain pupuk kandang, dapat pula ditambahkan pupuk kimia. Menurut Direktorat Jendral Pertanian (1992), tanaman selada membutuhkan pupuk anorganik untuk setiap hektarnya adalah: urea 220 kg/ha, TSP 220 kg/ha, dan KCl 160 kg/ha, dimana pupuk tersebut diberikan di alur kiri dan kanan tanaman. Hasil penelitian Setiowati (2011) memperlihatkan pemberian pupuk urea memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada, dimana hasil terbaiknya adalah 0,04 kg/ plot (150 kg/ha).
Fitter et al. (1994) menyatakan bahwa laju pertumbuhan tanaman yang rendah berkaitan dengan tanah miskin hara. Hara yang tersedia rendah akan langsung memperlambat pertumbuhan tanaman. Masing-masing unsur hara mempunyai fungsi dan proses fisiologis tanaman, misalnya Nitrogen mempunyai peranan yang sangat besar dalam tanaman. Sitompul et al. (1995) cit. Musliar et al. (2000) menyatakan ketersediaan Nitrogen mempengaruhi sangat nyata terhadap luas daun tanaman.
5. Hama dan Penyakit
Selada memiliki beberapa hama dan penyakit yang mengganggu seperti:
- Kutu Daun
Jenis hama yang paling banyak menyerang tanaman selada adalah kutu daun. Akibat yang ditimbulkan dari hama ini berupa mengerut dan mengeringnya daun karena kurang cairan. Tanaman muda yang terserang kutu daun, pertumbuhannya tidak dapat sempurna atau kerdil. Untuk mengendalikan kutu ini, diperlukan Insektisida, seperti Diazinon, Orthene 75 SP, maupun Bayrusil. Cara pemakaiannya dengan menyemprotkan insektisida tersebut dengan dosis 2 cc/l air.
- Thrips
Hama lain yang juga kerap menyerang tanaman selada adalah thrips. Ciri dari serangan hama ini berupa menguning dan mengeringnya daun sebelum akhirnya tanaman mati. Untuk mengendalikan hama ini dapat digunakan Tamarot 200 EC, Bayrusil 250 EC, atau Tokuthion 500 EC dengan dosis 2 ml perliter air.
- Penyakit busuk batang
Untuk jenis penyakit yang sering menyerang tanaman selada adalah penyakit busuk batang. Gejalanya ditandai dengan melunak dan berlendirnya batang, sedang akibat yang ditimbulkannya adalah membusuknya akar. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani. Untuk mencegahnya, lahan harus senantiasa dijaga kebersihannya serta mengurangi kelembaban lahan. Dapat pula dengan menyemprotkan fungisida Maneb atau Dithane M 45 dengan dosiss 2 g/l.


2.4. Panen dan Pasca Penen Tanaman Selada
A. Panen
Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam. Namun, bisa saja kurang dari umur tersebut tanaman sudah layak konsumsi, jadi bisa dipanen lebih cepat. Cara panen selada dengan memotong bagian tanaman di atas permukaan tanah. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar. Setelah akar dicuci, daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan selada berdasar ukuran. Yang besar dengan yang besar dan yang kecil dengan yarrg kecil. Selada ini harus segera dipasarkan karena tak tahan panas dan penguapan.
 B. Penanganan Pascapanen
Kerusakan pada komoditas selada bisa disebabkan faktor mekanis, fisiologis, dan nonparasiter. Kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis umumnya terjadi karena penanganan yang kurang baik pada saat pengangkutan dan bongkar muat, sehingga banyak daun yang robek – robek dan patah. Kerusakan ini harus dicegah. Sebab kerusakan fisik yang terjadi pada daun sangat membantu parasit yang dapat mempercepat kerusakan daun.
Kerusakan karena faktor fisiologis disebabkan aktivitas biologis yang masih berlangsung dari daun selada yang telah dipanen, yaitu hasil tanaman yang telah dipanen masih melangsungkan proses penguapan (transpirasi), pernapasan (respirasi), dan aktivitas – aktivitas biologis lainnya. Peristiwa ini secara langsung menyebabkan berkurangnya berat (penyusutan) dan menurunkan kualitas daun. Menurut Robinson et.al. (1975) dalam Toekidjo Martoredjo 1984), bahwa pada sayuran yang berupa daun, kehilanan air sebanyak 10% dari berat aslinya karena adanya penguapan (transpirasi) maka daun selada menjadi layu dan kualitasnya sangat rendah. Perubahan – perubahan biologis lainnya seperti perubahan tepung (karbohidrat menjadi gula, perubahan kandungan nutrisi, dan sebagainya juga akan menurunkan kualitas daun selada. Perubahan – peruban biologis ini menyebabkan daun selada yang telah dipanen mudah diserang parasit sehingga kerusakan dapat lebih cepat.
Kegiatan–kegiatan pascapanen untuk komoditas selada meliputi pembersihan dan pengeringan, sortasi, dan grading, penyimpanan, pengemasan, dan pengangkutan, serta pemasaran
Kegiatan–kegiatan Pascapanen
a. Pembersihan dan Pengeringan
Daun selada yang telah dipanen harus dibersihkan dahulu sebelum sampai pada tahap pemasaran. Tindakan pembersihan pada selada dilakukan dua kali, yaitu membuang bagian – bagian yang tidak berguna dan pencucian untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida yang masih melekat pada daun selada. Bagian – bagian yang tidak berguna seperti daun – daun yang rusak (daun paling bawah), sebagian batang dan akar harus dibuang, baru kemudian dilakukan pencucian.
Pencucian daun selada dilakukan dengan air yang bersih, dan air mengalir. Pencucian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan Neutral Cleaner Brogdrek berbentuk cairan. Bahan ini membersihkan residu pestisida, dapat membersihkan kotoran, dan membunuh hama serta kuman–kuman penyakit yang masih terdapat dalam daun selada. Lalu untuk memperpanjang kesegaran daun selada, selanjutnya dicuci lagi dengan menggunakan Britex Wax. Dengan manggunakan kedua macam bahan kimia tersebut, kesegaran daun selada dapat lebih lama, dam daun selada bersih dari residu pestisida sehingga aman dikonsumsi.
b. Penyimpanan
Selada tergolong jenis sayuran yang sangat mudah rusak. Sehingga apabila penanganan setelah panen dilakukan kurang baik maka dapat menyebabkan kemerosotan kualitas yang berlangsung cepat. Daun selada yang dibiarkan pada kondisi normal (tanpa perlakuan khusus) sudah mengalami pelayuan dengan daun menguning 2 hari setelah panen, dan daun sudah tidak laku dijual. Sayuran yang telah layu sudah banyak kehilangan Vitamin C dan Karoten.
Untuk mempertahankan kesegaran daun selada hingga beberapa lama dapat dilakukan dengan penyimpanan dengan suhu rendah dan penyimpanan dalam ruangan sitem atmosfer termodifikasi (modified atmosphere container).
- Penyimpanan dengan suhu rendah
Penyimpanan dalam ruangan dengan suhu rendah adalah sisten penyimpanan yang dilakukan dalam ruangan yang bertemperatur rendah (32°F) dan kelembaban yang relatif tinggi (95%). Penyimpanan dalam ruangan yang bertemperatur rendah ini memerlukan ruangan yang dilengkapi dengan peralatan pendingin.
Penyimpanan dalam ruangan yang bertemperatur rendah dan kelembapan yang relatif tinggi dapat memperlambat laju penguapan dan laju pernapasan daun selada, menghambat penuaan, menghambat pengeluaran panas, menghambat pematangan, mencegah atau menghambat kegiatan patogen (mikroorganisme) perusak, perubahan biokimia daun selada, tidak mempengaruhi rasa, warna, tekstur, nilai gizi (nutrisi), dan bentuk fisik daun selada. Daun selada yang disimpan pada suhu 32°F dengan kelembapan nisbi 95% tahan disimpan sampai 3 – 4 minggu.
- Penyimpanan dalam ruangan sistem atmsofer termodifikasi (modified atmosphere container)
Penyimpanan dalam ruangan dengan sitem atmosfer termodifikasi merupakan cara penyimpanan dengan mengatur komposisi gas oksigen (O2), karbondioksida (CO2), dan Nitrogen (N2) di dalam ruangan penyimpanan pada tingkat konsentrasi tertentu yang dapat memperlambat proses pernapasan, penguapan dan aktifitas biologis lainnya yang terjadi pada daun selada.
c. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan pada komoditi selada bertujuan melindungi bahan (daun selada) dari kerudsakan akibat pengangkutan dari kebun sampai ke pusat – pusat pemasaran, memberikan daya tarik pada konsumen, memudahkan di dalam pengangkutan, memudahkan pengiriman, dan memudahkan di dalam penataan pada saat pemasaran, terutama penataan di supermarket.
Fungsi pengangkutan adalah untuk mengangkut bahan (selada) dari kebun produksi dan atau tempat penyimpanan ke pusat – pusat pemasaran. Fungsi pengemasan dan pengangkutan saling berkaitan, terutama terhadap perlindungan bahan dari kerusakan mekanis akibat gesekan atau benturan yabg sering terjadi selama pengangkutan, kerusakan biologis, dan kerusakan karena pengaruh lingkungan (terik matahari, suhu udara yang tinggi, dan kelembaban yang tinggi).
d. Pemasaran
Pendapatan yang tinggi dari hasil usaha tani selain ditentukan oleh teknik budidayanya, juga ditentukan oleh teknik penmasarannya. Di dalam kegiatan pemasaran selada ada dua hal yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu menentukan standar harga dasar dan pengenalan lembaga pemasaran (tata niaga) yang berperan menjualkan selada dari petani produsen sampai ke konsumen. Dalam pemasarannya dapat berupa:
ž  Domestik: pasar tradisional dan non tradisional
ž  Ekspor


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu antara lain   
1. ‘ Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek dan nilai komersial yang cukup baik
2.   Syarat tumbuh dari tanaman selada yaitu dipengaruhi oleh
a. Faktor Iklim
Tanaman selada membutuhkan lingkungan tempat tumbuh yang beriklim dingin dan sejuk yakni pada temparatur 15-20 ºC. Di Indonesia, selada dapat ditanam di dataran rendah sampai datraran tinggi (600-1.200 dpl).
b. Faktor Tanah
Pada dasarnya tanaman selada dapat ditanam di lahan sawah maupun tegalan. Tanah yang ideal untuk tanaman selada adalah liat berpasir. Di Indonesia tanaman ini cocok ditanam pada tanah andosol maupun latosol. Syaratnya tanah tersebut harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tidak mudah menggenang dan pH-nya antara 5,0 - 6,8.
3.  Kegiatan panen dilakukan katika tanaman berumur 2-3 bulan dapat dilakukan denngan cara memotong bagian tanaman di atas permukaan tanah. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar. Setelah akar dicuci, daun-daun yang rusak dibuang. Kegiatan Pasca panen meliputi pembersihan dan pengeringan, penyimpanan, pengemasan dan pemasaran.

3.2. Saran




DAFTAR PUSATAKA

Aini, R, Yaya, S, dan Hana, M. N. 2010. Penerapan Bionutrien KPD Pada Tanaman Selada Keriting (Lactuca sativa Var. crispa). Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1 (1): 73-79
Barmin. 2010. Budidaya Sayur Daun. CV. Rikardo. Jakarta. 36 hlm.
Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan. 1992. Vademekum Sayur-sayuran. Direktorat Bina Produksi Hortikultura. Jakarta.
Fitter, A. M. dan R. K. M. Hay. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gajah Mada University. Press, Yokyakarta . 421 hal.
Haryanto, E. Tina, S, dan Estu, R. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta. 117 hlm.
Lingga P, Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya.  Jakarta. 146 hlm.
Nazaruddin., 2003. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya, Jakarta
Pracaya. 2004. Bertanam Sayur Organik di Kebun, Pot dan Polibag. Penebar sawadaya. Jakarta. 112 hlm.
Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius. Yogyakarta. 43 hlm.
Setiowati, Y. 2011. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (lactuca sativa L.) yang Diberi Berbagai Dosis Kompos Eceng Gondok dan Pupuk Urea. Skripsi. Universitas Riau.

















1 comment:

  1. saya juga sedang menanam selada, cuman tekniknya tidak dengan menggunakan hidroponik, karena di sekitar rumahku masih ada tanah kosong yang bisa ditanami berbagai macam sayuran. disamping juga nggak ada dananya kalau sy harus beli banyak sekali pipanya

    ReplyDelete